Kamis, 19 Mei 2011
berawal dari mimpiku, aku bermimpi bertemu teman SMP ku Carolus Vincentius atau akrab dipanggil Charlie, aku bermimpi dia bersekolah di SMA Fons Vitae 1, sekolahku saat ini, memakai seragam Putih Hijau, y dia terlihat seperti dulu, si anak Kupang yg kaya kuli, aku melepas kangen setelah 2tahun tidak bertemu, tetapi aku sadar jika itu hanyalah mimpi, ibuku membangunkanku dari tidur jam 5 pagi karena dia pikir aku lupa sekolah, padahal aku sedang libur
semua berjalan seperti biasa, aku memulai hari dengan beberapa sendok nasi dan sayur kemarin, mandi dan menunggu ayahku pergi kerja untuk dapat online. ketika aku online aku mulai dengan membuka twitter, y situs jejaring sosial ini memang sedang trend sekarang ini, aku membaca tweet dari teman2 ku, baik yang SMA maupun SMP, awalnya yang kubaca hanya pepatah-pepatah tentang pergi dari teman SMA ku Kevin Suhandi, y maklum anak2 kelasku sedang mengucapkan salam2 perpisahan, kemudian semakin dan semakin keatas aku membaca sampailah aku pada tweet dari Billy teman SMP ku y walau sekarang dia juga berada di SMA yang sama denganku. dan kalian tau apa yang aku temukan? guru bertangan besi di SMP Tarakanita 4 yang mengajar Matematika meninggal, aku shock dan awalnya tidak percaya sampai akhirnya HPku berdering dan ada sms dari Nicole bahwa memang benar kabar itu.
namanya lengkapnya J.B.Mardi atau kerap dipanggil Pak.Mardi, dia guru Matematika tertua di SMP Tarakanita 4, bukannya tua dalam hal umur, tetapi dalam hal bekerja disana y walau memang umurnya jga sudah tua. di Tarakanita 4 dia terkenal sebagai guru yang paling kasar, bahkan rumornya sempat dilaporkan oleh orangtua murid dan terancam dikeluarkan, tetapi bagaimanapun juga dia itu Wali Kelas ku di 9.4 dulu, mungkin itu memang cara dia menyampaikan kasih sayangnya
aku menunggu cc ku pulang dari kuliah. waktu telah menunjukkan pukul 3, aku mencari informasi dulu karena takut jikalau ia ternyata telah dikubur. setelah mendapat informasi bahwa ia akan dikubur besok aku dan cc ku segera ke sana menaiki kendaraan beroda 3 menuju Rumah Duka Carolus.
akhirnya kami sampai, kami bertemu suster SMP Tarakanita, kami bersalaman, begitu juga dengan guru2 lainnya. kami jalan kedepan peti kayu yang telah terbuka dengan meja kecil dan banyak bunga menghiasinya dilenkapi pula dengan fotonya saat tersenyum. kami berdoa untuknya, kemudian aku semakin mendekati peti itu karna aku penasaran ingin melihat wajahnya 1x lagi untuk terakhir kalinya secara langsung. dia...orang tergalak bertangan besi yang ada di SMP Tarakanita 4 sekarang hanya terbaring tenang didalam peti kayu itu dengan senyuman dan tuxedo, baru kali ini aku melihatnya seperti ini, biasanya aku melihat dia sebagai guru yang selalu memakai kemeja dan celana yang tinggi sampai puser, dan yang paling penting dia adalah 1 1nya guru yang tidak pernah memakai seragam, what a very wonderful teacher. aku dan ccku masih berdiri disana bersama orang2 lainnya, ada yang dari alumni, kerabat, keluarga, dan tentunya guru SMP Takananita 4, banyak yang menangis atau tidak dapat berkata-kata, tiba2 aku terkena penyakit lamaku, mungkin bisa dibilang ini penyakit kejiwaan yang menyebabkan aku akan tertawa dikala aku melihat orang lain menangis dan aku tidak menangis, y hal ini memang sudah berlangsung sejak kakekku meninggal, bahkan saat Kremasinya(pembakaran) aku sampai berlali keluar dari ruangan dan tertawa lepas, sungguh aku bingung dengan keadaanku, aku seperti anak setan. sama seperti kejadian itu, aku mencoba untuk tenang menahan tawaku, aku duduk di kursi hitam sambil menikmati snack yang ada, aku bertanya pada guru PLKJku dulu Bu.Retno mengenai mengapa beliau bisa meninggal, rupanya sepertinya penyakitnya kambuh sehingga ia terjatuh dari motor dan kemudian tetabrak. aku mulai membayangkan hal-hal lama yang pernah terjadi seperti membayangkan temanku Joshua berkata 'pak, maaf y waktu pelajaran tambahan bapa saya kabur beli eskrim padahal bilangnya ke toilet' atau membayangkan tiba2 ia bangun dan mencekik temanku Jonathan sambil berkata 'gobloks kamu' atau membayangkan wajahnya saat ada petir seperti waktu itu dan yang paling berkesan, saat retret sedang upacara lilin ditengah kami ada 1 kursi kosong, frater bertanya 'ini 1lagi kok gak ada?' rupanya Pak.Mardi ketiduran di Aula pas sedang games dan kemudian melanjutkan tidur di kasur hahaha tak terbayang jadinya jika itu benar2 terjadi lagi, mungkin aku bisa langsung berguling guling, tetapi semua tidak mungkin lagi, nafas kehidupan telah diambil darinya, dikembalikan kepada Bapa.
akupun pulang dan akhirnya sampai rumah, waktu menunjukan seitar pukul 18:14, aku mengecek HP ku karna aku merasakan getaran saat aku sedang berada di perjalanan pulang tadi, rupanya ada dari mei Karin dan Nicole...OMG berita duka lagi, guru Bahasa Indonesiaku pak F.X.Susmana atau yang akrab dipanggil Pak.Sus juga meninggal...sungguh, apa yang terjadi hari ini? sungguh kekacauan besar, Tarakanita 4 kehilangan 2 guru terbaik mereka. awalnya aku masih tidak percaya karna itu terlalu berlebih, 2 guru meninggal dalam 1 hari? hampir mustahil, tetapi aku kembali mengecek jejaring sosial yang aku miliki dan benar bahwa Pak.Sus meninggal dunia...setelah aku mencari tahu rupanya ia terkena Serangan Jantung setelah Melayat Pak.Mardi, padahal pada siang hari temanku bilang ia masih ngobrol2 dengan temanku dan mengucapkan salam ketika pulang sambil tersenyum dengan gaya bicaranya memanggil 'mas' atau 'mbak'. awalnya aku berencana untuk melayat lagi besok tetapi ternyata keluarga dr Pak.Sus malam ini langsung menerbangkan dia ke Jogja untuk disemayamkan disana
setelah kejadian ini aku semakin percaya dengan kehadiran Tuhan, ia seperti mengisyaratkanku lewat mimpi, aku Bertemu dengan teman SMP ku Carolus Vincentius, dan benar bukan? guru SMP ku meninggal, kami sekeluarga besar SMP Tarakanita 4 Bertemu kembali dan semuanya itu di Rumah Duka Carolus y walau aku tidak bertemu dengan si Carolus Vincentius itu, y memang kami sudah lost contact selama hampir 2 tahun
untuk Pak.Mardi dan Pak.Sus, bagiku kalian telah memberikan yang terbaik bagiku, entah mengapa aku merasa seperti kematian kalian benar2 telah direncanakan Tuhan, kalian mengajar sampai Akhir Tahun Ajaran untuk angkatan 31 (2010-2011) y memang belum ada perpisahan resmi dengan kalian, tetapi kalian telah penuh mengajar mereka 1tahun bukan? kalian benar2 guru sejati, tidak berhenti mengajar ditengah2, walau kepergian kalian agak kejam dan tanpa salam Perpisahan...memang aku agak sedih, ini meningatkanku pada guru Olah Raga SD ku, ia masih terlihat sehat, aku ingat benar pagi itu aku diajar olehnya dan setelah bel sekolah berbunyi tiba2 ia ditemukan pingsan di jalanan saat menyebrang, bukan karena kecelakaan, namum penyakit yg dideritanya disembunyikan didepan murid :'(
Selamat Tinggal pak, walau suaramu tak akan dapat aku dengar lagi, namun ajaranmu akan tetap melekat di hati dan pikiranku, jika aku sudah besar nanti dan aku sukses aku tidak akan pernah malu jika ditanya guruku aku akan menyebut kalian, karna tanpa kalian aku tidak akan bisa seperti sekarang, mungkin aku akan tetap menjadi Kevin Harlan yg bodoh dan malas seperti di SD dan SMP kelas 1 dan 2
aku mungkin akan sedikit rindu Pak.Mardi yang selalu menempatkan 's' pada akhir kata yg berhuruf 't' atau 'k' sehingga ia berkata "kamu tuh gobloks bangets sih? empats kuadrats tambah dua kuadrats aja gak tau!!!" (re:Jonathan) dan juga Pak.Sus yang memanggil mas mbak tapi jika sudah marah ia rela melempar HPnya jika tidak ada penghapus hahaha memang HP itu alat pelempar serbaguna
sekali lagi aku ingin mengucapkan Selamat Jalan pak, maaf jika aku masih menyisakan salah dihati bapak, semoga bapak diterima disisinya, kami semua mendoakan bapak dari sini, dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga kalian dapat bersabar dalam menjalani hidup ini, jangan menyerah dan ingatlah selalu target setiap anak harus dapat tercapai 'Lebih Sukses Dari Ayah dan Ibunya'
ttd, Kevin Harlan 9.4/18 #30
No comments:
Post a Comment
Feel Free to Comment here :)